Rabu, 16 September 2015

The Wind City

hallo penonton
kali ini saya akan membahas tentang kota kelahiranku lo..
udah pada tau belom The wind city ? hayoo tebak !
Nganjuk atau sering disebut dengan kota angin. kota yang masih terjaga kuat kepercayaan animisme dan dinamisme, tapi kalian jangan takut penonton ! disini orangnya ramah-ramah , solidaritas tinggi, asik-asik apalagi ceweknya itu tak kalah sama cewek korea lo..hehe
pengen tau sejarah kota Nganjuk..yuuk


Nganjuk dahulunya bernama Anjuk Ladang yang dalam bahasa Jawa Kuna berarti Tanah Kemenangan. Dibangun pada tahun 859 Caka atau 937 Masehi.
Nganjuk dahulunya bernama Anjuk Ladang yang dalam bahasa Jawa Kuna berarti Tanah Kemenangan. Dibangun pada tahun 859 Caka atau 937 Masehi.
Berdasarkan peta Jawa Tengah dan Jawa Timur pada permulaan tahun 1811 yang terdapat dalam buku tulisan Peter Carey yang berjudul : ”Orang Jawa dan masyarakat Cina (1755-1825)”, penerbit Pustaka Azet, Jakarta, 1986; diperoleh gambaran yang agak jelas tentang daerah Nganjuk. Apabila dicermati peta tersebut ternyata daerah Nganjuk terbagi dalam 4 daerah yaitu Berbek, Godean,Nganjuk dan Kertosono merupakan daerah yang dikuasai Belandadan kasultanan Yogyakarta, sedangkan daerah Nganjuk merupakan mancanegara kasunanan Surakarta. Sejak adanya Perjanjian Sepreh1830, atau tepatnya tanggal 4 juli 1830, maka semua kabupaten diNganjuk (Berbek, Kertosono dan Nganjuk ) tunduk dibawah kekuasaan dan pengawasan Nederlandsch Gouverment. Alur sejarahKabupaten Nganjuk adalah berangkat dari keberadaan kabupaten Berbek dibawah kepemimpinan Raden Toemenggoeng Sosrokoesoemo 1. Dimana tahun 1880 adalah tahun suatu kejadian yang diperingati yaitu mulainya kedudukan ibukota Kabupaten Berbekpindah ke Kabupaten Nganjuk.
Dalam Statsblad van Nederlansch Indie No.107, dikeluarkan tanggal 4 Juni 1885, memuat SK Gubernur Jendral dari Nederlandsch Indie tanggal 30 Mei 1885 No 4/C tentang batas-batas Ibukota Toeloeng Ahoeng, Trenggalek, Ngandjoek dan Kertosono, antara lain disebutkan: III tot hoafdplaats Ngandjoek, afdeling Berbek, de navalgende Wijken en kampongs : de Chineeshe Wijk de kampong Mangoendikaran de kampong Pajaman de kampong Kaoeman. Dengan ditetapkannya Kota Nganjuk yang meliputi kampung dan desa tersebut di atas menjadi ibukota Kabupaten Nganjuk, maka secara resmi pusat pemerintahanKabupaten Berbek berkedudukan di Nganjuk.

COLLECTIE TROPENMUSEUM ,Gapura masuk kab nganjuk tahun 1935
Kependudukan

Berdasarkan data BPS, jumlah penduduk di Kabupaten Nganjuk sebanyak 1.017.030 dengan kurang lebih 36% penduduk tinggal di perkotaan, dan sisanya 64% tinggal di pedesaan.[3]
Agama dan Budaya

Mayoritas penduduk di Kabupaten Nganjuk memeluk agama Islamdengan jumlah hampir 99%, dan sisanya menganut agama Kristen,Hindu, Budha, Khonghucu.

Pembagian administratif

Nganjuk mempunyai 20 kecamatan dan 284 desa/kelurahan. Kecamatan-kecamatan tersebut adalah:






Bagor
Baron
Berbek
Gondang
Jatikalen
Kertosono
Lengkong
Loceret
Nganjuk
Ngetos
Ngluyu
Ngronggot
Pace
Patianrowo
Prambon
Rejoso
Sawahan
Sukomoro
Tanjunganom
Wilangan
Transportasi

Nganjuk dilintasi jalur utama Surabaya-Yogyakarta, serta menjadi persimpangan dengan jalur menuju Kediri. Nganjuk juga dilintasi jalur kereta api Surabaya-Yogyakarta-Bandung/Jakarta.
Pariwisata       

                                                                                                                    



Air terjun Sedudo
Air terjun Singo Kromo

Air Merambat Roro kuning
Goa Margo Tresno
Candi Ngetos
Candi Lor
Taman Wisata Anjuk Ladang
Peninggalan Bersejarah

Prasasti Kinawe
Prasasti anjuk ladang
Prasasti Hering
Candi Lor
Candi Ngetos
Makam Mbah Raden
Monumen Dr. Sutomo
Makam Kanjeng Jimat
Masjid Yoni Al-Mubarok
Tokoh Nganjuk

Tokoh-tokoh yang dilahirkan di Nganjuk adalah:
Dr. Soetomo, Pahlawan perintis kemerdekaan Indonesia, pendiri Boedi Oetomo yang merupakan organisasi modern pertama di Indonesia.
Marsinah, aktivis buruh wanita.
Harmoko, Menteri Penerangan orde baru
Eko Patrio, Anggota DPR Periode 2009-2014
Kesenian Tradisional

Tari Tayub
Wayang Timplong
Tari mung dhe
Jaranan
Tari Salipuk
Makanan Khas

Nasi becek, sejenis gulai kambing yang memiliki rasa khas dengan penambahan irisan daun jeruk nipis.
Dumbleg, sejenis dodol yang terbuat dari ketan. Makanan ini hanya ada pada hari-hari tertentu di Pasar Gondang (tiap Pasaran Pon) dan Pasar Rejoso (tiap pasaran kliwon).
Onde-onde Njeblos, semacam onde-onde tapi tidak berisi. Berbentuk seperti bola yang ditaburi wijen.
Nasi Pecel: menu nasi dengan sayur (kulup) kangkung, toge, kacang panjang, kembang turi dll disiram dengan kuah sambal kacang dengan ciri khas pedas dan disertai tempe, tahu goreng serta rempeyek yang renyah.
Nasi Tumpang, seperti halnya nasi pecel namun ada menu tambahan berupa sayur (sambal) tumpang, yg terbuat dari tempe "busuk" (tempe difermentasikan) yang dimasak dengan bumbu lain yang rasanya gurih dan pedas.
Krupuk Upil, adalah krupuk kecil yang digoreng tanpa minyak tetapi menggunakan pasir
Tepo Mbah Umbruk,Seperti lontong bungkusnya dari daun pisang bentuknya kerucut dan agak miring . dan sayurnya kacang panjang tapi di ambil isinya atau disebut kacang tolo.dan bumbu dan bahan bahan lain .dan sampai saat inipun bisa dinikmati.
krupuk pecel adalah krupuk bakar yang dicampur dengan sayuran,yang terdiri dari capar (toge), bayam,bung (rebung), kenikir, mbayung (daun kacang) dan kacang panjang.yang kemudian di siram dengan bumbu pecel dan minumnya adalah es rujak.

0 komentar:

Posting Komentar